Jumat, 25 Oktober 2013

Artikel Singkat: Tahun Ajaran Baru, Sekolah Baru, Kurikulum Baru

Tak terasa setelah 3 tahun bersekolah di SMP saat ini ribuan bahkan ratus ribuan lulusan alumni SMP tengah menjalani kegiatan MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) di sekolah masing masing dan untuk saya pribadi berada di SMA 1 Ponorogo.

Di tahun ajaran baru ini selain mendapat sekolah baru saya dan kawan-kawan juga akan menikmati kurikulum baru yang akan diberlakukan tahun ini di SMA 1 Ponorogo. Bersama dengan ratusan sekolah lain yang menjadi sekolah terpercaya menggunakan kurikulum baru.

Lalu kurikulum baru itu sendiri adalah Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan. Disamping kurikulum, terdapat sejumlah faktor lain yang mendukung kurikulum baru yaitu diantaranya; lama siswa bersekolah, lama siswa tinggal di sekolah, pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi, buku pegangan atau buku babon dan peranan guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan.

Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan Pasal 35: kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal ini sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Sementara itu, Kurikulum 2006 memuat sejumlah permasalahan diantaranya:
(1) Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi dan sesuai dengan tuntutan fungsi serta tujuan pendidikan nasional
(2) Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan
(3) Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum
(4) Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global
(5) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru
(6) Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala
(7) Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.

Selain dari faktor kurikulum itu sendiri, fenomena sosial yang mengemuka seperti; perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, free sex, kecurangan dalam berbagai jenis ujian, dan gejolak sosial (social unrest).

Lalu faktor lain yang mendorong pergantian kurikulum adalah persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter.

Salah satu hal yang menarik dari kurikulum baru adalah jurusan lain dapat memilih salah satu mata pelajaran dari jurusan lain. Contohnya jurusan IPA diperbolehkan memilih geografi sebagai mata pelajaran pilihannya. Dangan metode ini dapat dipastikan bahwa kurikulum 2013 merupakan inovasi baru di dunia pendidikan.
Dengan serangkaian inovasi dari kurikulum 2013 dapat dipastikan akan menambah mutu dari kualitas pendidikan serta SDM di Ponorogo terlebih SMA 1 Ponorogo yang notabennya sebagai sekolah terbaik di Ponorogo. Namun, segala sesuatunya kembali lagi kepada pelaksana dan kontribusi dari  para seluruh warga sekolah serta peran dari orang tua.

4 komentar: